22 July 2015

Memutuskan untuk Homeschooling

Anak-anak gak sekolah lagi per tahun ajaran ini. Iya, mereka sekarang homeschooling.
Banyak yang kaget dan tentunya nanya kenapa sampe mutusin begitu. Apalagi abang udah mau naik kelas 5. Tanggung, bentar lagi lulus SD. 

Ada yang salut sama keputusan yang kami ambil, ada juga yang nanya nyinyir sampe ada yang anggap kita punya masalah keuangan sampe gak mampu nyekolahin anak lagi. Hehehe.. 

Jadi sebenarnya ada beberapa alasan kenapa bisa mutusin homeschooling.  

Pertama. Kami (saya dan suami) menginginkan anak-anak belajar hanya yang diperlukan dan diinginkan.
Maksudnya dibutuhkan adalah belajar yang dari kecil pun hingga mereka besar nanti masih akan selalu terpakai. Misalnya saja, Matematika, Bahasa dan Taekwondo sebagai bekal untuk mereka bela diri. Dan yang paling penting adalah Ngaji, apapun yang terjadi gak boleh gak ngaji, hehehe..
Sedangkan yang diinginkan adalah mereka menekuni/mempelajari sesuatu yang mereka minati dan orangtua memfasilitasi, maka insyaallah hasilnya akan optimal.

Kedua. Kami tidak ingin anak-anak membuang waktu mereka dengan memasukkan ke lembaga sekolah.
Karena dengan dimasukkan ke sekolah, semua kondisi anak mau tidak mau akan disamaratakan. Kurikulum sama, metode belajar sama, padahal setiap anak memiliki masing2 cara belajar dan minat. Dan kami tidak ingin anak-anak hanya fokus di akademis, karena kami yakin akademis bisa dikebut belajarnya hanya dalam tempo yang singkat, tapi tidak dengan karakter, akhlak dan juga kemandirian.

Ketiga. Kami ingin mereka bahagia di masa kecilnya tanpa beban akademis yang nantinya tidak diperlukan saat mereka dewasa. Dengan homeschooling mereka bisa lebih banyak belajar tentang menjalani hidup yang sesungguhnya. Belajar beberes rumah, masak nasi, mencuci, menyetrika, dan hal lainnya yang suatu saat berguna jika mereka harus hidup jauh dari keluarga.

Keempat. Kami ingin anak-anak lebih punya banyak waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ingin membiasakan salat tepat waktu, sebisa mungkin salat selalu di masjid, taddarus setiap hari dan mengenal agamanya jauh lebih dalam dibanding hanya melakukan kegiatan duniawi.

Semuanya pun masih berproses. Tidak mudah untuk menjalankannya. Tidak berarti pula ini pasti lebih baik dari menyekolahkan anak. Tapi hidup adalah pilihan. Pilihan saya dan suami saat ini adalah suatu langkah besar dalam hidup, Sejak memutuskan homeschooling, banyak hal baru yang datang ke hidup keluarga kami. Suka dan duka. Semua dijalani. Saya sebagai Sekolah dan suami sebagai Kepala Sekolah harus saling mendukung untuk terus berpikir jernih jika anak-anak mulai "melenceng". Kami pun juga jadi terus belajar bagaimana menjadi orangtua yang baik, berkomunikasi yang baik dengan anak-anak dan tentunya menjadi contoh untuk mereka.

Bismillahirrohmanirrohim... *ikat kepala*