Rangking, masih pentingkah?

Di sekolah anak-anak, tiap pembagian rapot kita selalu terima sertifikat seperti foto di atas. Sertifikat itu saya terima kemarin. Saya ingin berbagi sedikit mengenai hal ini
Jadi saat pembagian rapot di Embun Pagi, yang kita dapatkan adalah sewajarnya sekolah lain. Rapot dari dikbud dan juga rapot lokal dari sekolah yang jauh lebih spesifik isinya dibanding rapor dikbud. Tapi kita hanya mendapatkan nilai dan rata-rata saja untuk si rapot dikbud. Guru kelas tidak akan mengumumkan siapa yang rengking 1,2,3 dan seterusnya. Sedangkan di rapot lokal hanya berupa A, B, C dan ada pesan dari guru mengenai perkembangan si anak. Bagus yah..

Kenapa bagus? Saya memang gak setuju dengan adanya rengking kelas. Karena prestasi akademik bukan lagi menjadi hal yang harus selalu diperhatikan atau bahkan menjadi acuan untuk bisa menjadi orang sukses nantinya. Sekarang banyak sebenernya sekolah yang tidak memberikan rengking, tapi sayangnya para orangtua masih saja selalu ingin tahu apakah anaknya lebih baik dari teman-teman yang lain! Jadi si guru tetap diminta umumkan, minimal 3 besar di kelas! Helloooo... Trus kenapa buk kalo anak lo rengking 1? Emang bisa jamin apaan sampe gede?

Bukan apa-apa yah, sudah banyak terbukti, yang dari kecil pinter, tapi pas gedenya hidupnya gitu2 aja. Hari gini itu kita harus menjadi orang yang kreatif untuk bisa bertahan hidup. Dan banyakan orang yang mementingkan nilai akademik, akhirnya jadi menghalalkan segala cara untuk bisa punya nilai bagus. Sekali lagi, akhlak mulia adalah yang paling utama, kalo emang nilai akademiknya juga bagus, yaa.. lucky you, pals!

Yang istimewa dalam pembagian rapot di EmbunPagi adalah guru kelas selalu memberikan semacam sertifikat, yang merupakan hal yang paling menonjol dari si anak. Yes, di sekolah ini semua anak adalah istimewa, semua anak memiliki kelebihan. Seperti kali ini, abang Keko dianggap paling menonjol dalam hapalan surah Al-Qur'an dan kaka Agla menonjol saat mata pelajaran olahraga.

Tugas saya sebagai orangtua adalah mengarahkan. Buat saya, nilai akademik bukan segala-galanya. Yang penting adalah sikap yang santun, akhlak yang mulia dan yang penting anak-anak tumbuh menjadi orang yang jujur. Percuma nilai bagus tapi hasil nyontek. Jika memang sudah maksimal belajar dan nilainya bagus, itu adalah bonus.

Dan alhamdulillah memang abang dan kaka ada les ngaji dan taekwondo. Jadi inshaallah pencapaian mereka itu memang hasil dari les mereka selama ini. Makasi ya abang dan kaka. *peluk erat dan menitikkan air mata*